Facebook Dijadikan Ajang Media Pelacuran Online

Start Sharing Not Selling
Date
Label
Facebook Dijadikan Ajang Media Pelacuran Online
Facebook Dijadikan Ajang Media Pelacuran Online. Tragis kalo mendengar berita tersebut. Ternyata media jejaring sosial yang dijadikan sebagai media komunikasi disalahgunakan oleh para pihak yang tak bertanggung jawab. Sebuah kabar yang saya terima bahwa Facebook salah satu jejaring sosial paling disukai dari berbagai kalangan dijadikan sebagai Media Pelacuran. Dalam sindikat jaringan media pelacuran di Facebook yang terungkap, ternyata punya jaringan rapi dan juga sudah berjalan cukup lama, dan yang lebih mengagetkan lagi si germo adalah seorang gadis yang baru berusia 20 tahun dan yang ia perjual-belikan di facebook adalah gadis-gadis ABG yang masih SMP dan SMA. Increase your traffic with klikrar

Bagi Anda para orang tua sekarang harus lebih mewaspadai pergaulan anak anak Anda terutama anak cewek, mungkin putri Anda adalah cewek baik baik, namun bila anak kita salah dalam memilih teman di pergaulannya akan berpotensi terjerumus pada hal-hal yang sangat berbahaya bagi masa depannya. Berikut ini adalah cerita tentang terbongkarnya sindikat prostitusi online via jejaring sosial yang belum lama ini dibekuk di Surabaya.
Berita lengkapnya seperti yang diungkap dari Jawapos berikut ini :
Wajahnya tampak polos. Kaca matanya pun cukup tebal khas seorang kutu buku. Namun siapa sangka Afif Muslichin, 21, warga Dukuh Kupang Timur itu adalah penjual perempuan di bawah umur kepada pria hidung belang. Pemasarannya pun cukup unik, yakni dengan sistem on-line. Pekan lalu, dia ditangkap Unit Pidum Satreskrim Polwiltabes Surabaya.
Sebenarnya Afif tak sendiri melakukan bisnis esek-esek online tersebut. Namun dia bekerja sama dengan Endry Margarini alias Vey yang tak lain adalah “mami” yang punya banyak “ayam” di Surabaya. Vey yang warga Bungurasih itu pun berhasil ditangkap polisi. Ternyata Vey masih berumur 20 tahun. Dan saat ditangkap, dia sedang hamil sembilan bulan. Dua hari lalu dia melahirkan di Klinik Polwiltabes Surabaya Jalan Rajawali.
“Waduh sekarang saya punya momongan baru,” kata Kanit Pidum Satreskrim Polwiltabes Surabaya AKP Arbaridi Jumhur lalu tertawa kencang. Dua tersangka trafficiking itu sebenarnya ditangkap pada Kamis (28/1) lalu. Tapi karena masih dikembangkan polisi baru membeberkan kemarin.
Jumhur menerangkan, Vey dan Afif adalah komplotan yang baru sekitar dua bulan bekerja sama untuk menjalankan bisnis esek-esek online. Pertemuan mereka berawal dari chatting-an. Sebelumnya, Vey adalah pekerja seks secara freelance menawarkan dirinya melalui iklan-iklan di beberapa surat kabar beberapa situs jejaring sosial. Nah, setelah berjumpa Afif di dunia maya, mereka berdua sepakat untuk bekerja sama. “Vey yang cari stok cewek dan Afif yang cari pemesan lewat internet,” kata Jumhur.
Selama dua bulan lebih bisnis mereka berjalan lancar. Pelanggannya tentu saja hidung belang yang gemar chatting. Mereka cukup online dan memilih perempuan-perempuan melalui foto yang sudah disiapkan Afif. Setelah sepakat, pelanggan itu tinggal telepon dan mentransfer uang muka ke rekening Afif. Untuk tempat eksekusi tergantung keinginan pemesan. Rata-rata perempuan-perempuan itu dihargai Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu.
Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo menceritakan, penangkapan dua pelaku itu berawal dari informasi dari masyarakat. Modusnya pun “melek internet”. Yakni memasarkan dengan cara chatting.
Informasi itu segera ditelusuri anak buah Anom. Polisi akhirnya mendapatkan informasi bahwa restoran cepat saji Jalan Basuki Rahmat dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para penjaja seks. Beberapa hari polisi mengamati gerak-gerik perempuan-perempuan yang kongko-kongko di sana. “Memang dari penampilannya mereka masih di bawah umur. Dandanannya juga wah,” kata mantan Kasat Pidum Polda Jatim itu.
Tak lama kemudian polisi mendapatkan informasi bahwa yang mengoordinasi para pekerja seks di sana adalah Vey dan pemasarannya secara online.
Akhirnya pada Kamis (28/1) malam sekitar pukul 23.00 polisi melihat seorang laki-laki mendatangi salah gerombolan perempuan yang dicurigai pekerja seks itu. Tapi tak lama kemudian, Afif, pria itu, pergi bersama tiga perempuan lainnya. Salah satu wanita itu adalah Vey.
Polisi yang sudah lama nyanggong, segera membuntuti mereka. Ternyata Afif Cs yang naik taksi tersebut masuk ke salah satu hotel di Jalan Ngagel, kamar 514. Tapi polisi tak gegabah. Mereka tetap menunggu. Tak lama kemudian Vey, Afif, dan satu perempuan lainnya keluar hotel.
Polisi berpakaian preman itu langsung menyebar. Satu tim mengikuti Vey dan komplotannya yang keluar hotel. Sedangkan tim lainnya menunggu di hotel itu. Ternyata Vey kembali ke restoran itu dan membagi-bagi uang. Melihat itu, polisi pun segera bertindak. Mereka menangkap Vey, Afif, dan tiga PSK lainnya. Sedangkan di hotel itu, polisi juga menggerebek kamar 514. Di sana mereka menangkap satu PSK.
Sebagai barang bukti polisi menyita 3 kondom, 1 sprei, 1 selimut, 8 HP, 2 bill hotel, 1 flasdisk berisi foto-foto stok PSK, 1 buku daftar nama dan harga, serta uang tunai Rp 1,7 juta. Polisi akhirnya menetapkan Vey dan Afif sebagai tersangka. Sebab dua orang inilah yang melakukan penjualan para PSK.
Menurut Anom, stok PSK Vey mencapai 25 orang. Lima di antaranya masih di bawah umur.
“Saya cuma dapat Rp 50 ribu dari setiap transaksi,” kata Afif kepada polisi. Dia mengaku hanya kenal cewek-cewek itu dari Vey. Dan kebanyakan dari mereka PSK itu adalah pelajar dan mahasiswa. “Mereka sebenarnya juga mau kok. Saya kan nawar-nawarkan aja,” ujar pria lulusan SMK tersebut.
Untuk diharapkan agar para orang tua lebih berhati dalam menjaga pergaulan anaknya. Semoga dapat dijadikan pembelajaran lebih. Mencari peluang usaha ahasu gnaulep yang halal-halal saja. Jangan menghalalkan sebuah cara. Semoga postinganku ke index di nowgoogle.com adalah multiple search engine popular. hehehe
Sumber: JPNN, Detik Surabaya dan ruanghati.com



Related Posts



4 Comment:

Program kasir mengatakan...

Wah, kadang aneh juga ya, koq bisa dunia maya di jadikan sebagai usaha penjualan PSK.
cmcmcmcm, jangan sampai deh..

sewa mobil di bali mengatakan...

Wah, kadang aneh juga ya, koq bisa dunia maya di jadikan sebagai usaha penjualan PSK.
cmcmcmcm, jangan sampai deh........

Sewa Mobil Bandung mengatakan...

bukan facebook aja, hampir semua jejaring sosial dan layanan cyber pasti ada peluang untuk bisnis "manusia".......

rental mobil di bandung mengatakan...

aduchh,, sangat menyedihkan sekali ya,,, sepantesnya jejaring sosial itu tempat mencari teman lowongan kerja,, mahh ini dijadikan bisnis pelacur,, edannn,,,, tidak mengerti saya dengan dunia sekarang,, hufzz,,,,,,

Posting Komentar